Sabtu, 03 Agustus 2013

Jangan Anggap Enteng Gethuk

Kreativitas Gethuk Untuk Antisipasi Krisis Pangan Global


Bagi Anda penggemar tempe, bersiap-siaplah menerima kenyataan bahwa tempe akan semakin mahal – itupun kalau masih ada di pasaran. Penyebabnya adalah sekitar 75 % kebutuhan kedelai yang menjadi bahan baku tempe masih harus diimpor, sedangkan di negeri asalnya – produksi kedelai musim ini anjlok karena dampak kekeringan yang panjang. Bukan hanya tempe yang kena dampak, segala makanan yang berasal dari kedelai, jagung dan gandum akan segera terkena dampak seriusnya krisis kali ini yang bahkan lebih serius ketimbang krisis pangan global 2008.
Todak hanya pada produk yang langsung berbahan baku tiga komoditi tersebut yang kena dampaknya, produk-produk lanjutannya juga akan terkena. Misalnya jagung yang banyak diimpor untuk produksi pakan ternak, maka ketika jagung ini menjadi mahal – harga daging juga akan ikut mahal. Walhasil kekeringan yang terjadi di Amerika musim ini, langsung berdampak pada keterjangkauan harga pangan di negeri ini.
Tidak banyak mungkin yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kenaikan harga-harga di musim ini, namun dalam jangka panjang mestinya ini menjadi pelajaran serius bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab pada kebijakan produksi pangan di negeri ini.
Kita harus lebih kreatif mengolah sumber-sumber pangan dalam negeri ketimbang mengandalkan impor komoditi pangan. Juga waktunya untuk kembali memperkenalkan makanan tradisional kita, dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita – agar negeri ini mampu bertahan dari krisis pangan-krisis pangan berikutnya yang besar kemungkinannya akan terus berulang secara global .
Dari sisi bahan baku pangan alternatif saya menjagokan antara lain gembili, ubi, garut/arerut dan berbagai jenis umbi-umbian yang bisa tumbuh di kerindangan pohon. Selain nutrisinya baik, kemampuan tanaman tersebut tumbuh di kerindangan pohon  akan menjadi keuntungan tersendiri karena bisa diproduksi secara massive di Indonesia di bawah tanaman-tanaman perkebunan dan kehutanan.
Lahan terbuka untuk menanam padi, jagung, kedelai dan sejenisnya semakin langka – maka pertanian tanaman pangan di lahan tertutup atau setengah tertutup – dibawah kerindangan pohon menjadi alternatifnya. Bayangkan bila nantinya negeri ini bisa kembali menjadi hijau royo-royo penuh dengan pepohonan jangka panjang dengan hasilnya masing- masing , dan dibawahnya masih pula menghasilkan bonus dari tanaman pangan musiman – yang cukup untuk kebutuhan penduduk negeri ini.
Kita tidak harus memilih antara memperbanyak lahan terbuka untuk meningkatkan produksi tanaman pangan bagi jumlah penduduk yang terus bertambah atau memperbanyak pohon untuk menghasilkan udara bersih, cadangan air dan mengembalikan ecosystem. Keduanya kita butuhkan, jadi bertani di bawah pohon bisa menjadi solusinya.
Lantas jenis makanan apa yang bisa dihasilkan oleh gembili, ubi, garut dlsb ?. Gembili dan ubi dapat dengan mudah dibuat tepung – setelah menjadi tepung tinggal kreatifitas kita untuk menghasilkan berbagi jenis makanan modern-nya. Garut dapat menhasilkan pati yang sangat baik – berbagai makanan kwalitas tinggi dapat dihasilkan dari pati garut ini.
Ada juga cara lain yang lebih sederhana penyiapannya yaitu mengolah ubi atau gembili tersebut menjadi gethuk. Bagi Anda yang belum tahu, gethuk adalah makanan tradisionil yang menyerupai pasta atau adonan tetapi lebih keras/padat. Gethuk bisa langsung dimakan dengan gula, dengan kelapa atau keduanya. Gethuk bisa menjadi sumber energi alternatif bila darurat pangan dunia terus bertambah parah.
Gethuk juga bisa diproses lebih lanjut menjadi berbagi jenis makanan lainnya, salah satu peserta pelatihanentrepreneurship saya di Surabaya bahkan sudah memasarkan produk semacam kue kering atau cracker yang sehat dan  lezat – berbasis gethuk ubi ini. Dari Jawa Timur, gethuk dari ubi juga sudah di ekspor oleh sebuah perusahaan ke beberapa negara asia – entah untuk apa lagi disana ?.
Ketika orang lain berbuat kerusakan, mestinya kita bisa memperbaikinya. Ketika negeri lain dilanda kekeringan dan krisis pangan, mestinya kita bisa membantunya seperti yang dilakukan Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam. Ini hanya bisa kita lakukan bila kita memiliki strategi kita sendiri, kita tidak menjadikan mereka sebagai guru kita – sebab bila ini yang terjadi ‘Ketika sang guru…berdiri, kita akan….berlari’, ketika mereka kekeringan dan mengalami krisis pangan – kita yang menjadi korbannya yang lebih parah seperti yang dihadapi para perajin tempe hari-hari ini.
Kitalah yang seharusnya menjadi ustadiyatul ‘alam, guru bagi peradaban dunia itu. Maka bila ada yang mau meneliti atau mau mengadakan sayembara membuat berbagai pangan alternatif berbasis gethuk dari ubi-ubian, silahkan sharedengan kami – barangkali kami bisa ikut berkontribusi. InsyaAllah.
sumber : http://wiki.wikitani.com/docs/kreativitas-gethuk-untuk-antisipasi-krisis-pangan-global/ 

Jumat, 02 Agustus 2013

Berkebun menurut Al Quran

Kebunku Kebun Al-Qur’an


Indahnya ilmu itu adalah bila dia dibagi, dia tidak berkurang tetapi malah bertambah. Itulah yang terjadi di situs ini, awalnya saya menulis sedikit tentang kebun. Kemudian para pembaca situs ini yang tahu lebih banyak menambahinya dengan ilmu-ilmu mereka. Ada yang menambahinya dari sisi perkebunan, science dan juga banyak yang menambahinya dengan Al-Qur’an. Maka pools of knowledge yang menggelinding seperti bola salju itu insyaAllah cukup untuk membuat grand design sebuah kebun yang tidak biasa, yaitu kebun yang berbasis Al-Qur’an. Apa isinya ?
Kebun ini di-design dengan petunjuk-petunjuk dalam sejumlah besar ayat-ayat Al-Qur’an – maka ayat-ayat inilah yang akan menjadi panglimanya, menjadi penentu arah dan pengambil kebijakan – akan dibawa kemana kebun ini nantinya. Kemudian tentu serangkaian ilmu-ilmu terapan seperti perkebunan, pertanian, biologi, bio-teknologi dlsb. akan dikerahkan sebagai prajurit – untuk mengimplementasikannya di lapangan.

Design Kebun Berbasis Al-Qur’an

Sebagaimana panglima yang akan mengambil kebijakan strategis, maka ayat-ayat yang terkait dengan ke-aneka ragaman hayati itu dipetakan dahulu. Untuk mudahnya kita pahami, ayat-ayat tersebut divisualisasikan dalam ilustrasi di samping.
Ukuran bulatan disesuaikan dengan banyaknya suatu jenis tanaman disebut di Al-Qur’an, ini kurang lebih mewakili tingkat kepentingan tanaman tersebut bagi kehidupan manusia. Misalnya kurma, disebut sampai sekurangnya 20 kali – maka kurma ini yang kita gambar paling besar. Dari kurma inilah kita memulai rancangan kebun kita ini.
Kemudian tanaman-tanaman lain ada yang disebut dalam sejumlah ayat berdampingan dengan penyebutan kurma. Misalnya anggur, disebut tidak kurang dari 9 kali berdampingan dengan kurma. Zaitun, tidak kurang 5 kali disebut berdampingan dengan kurma. Delima disebut 3 kali berdampingan dengan kurma, demikian pula biji-bijian.
Biji-bijian (leguminosa) bahkan dalam dua ayat disebut mendahulu tumbuhnya kurma (QS 36:33 ; QS 6:99), karena dia berfungsi sebagi tanaman perintis yang mengikat nitrogen dari udara. Dia mengantarkan lahan yang semula mati/gersang sampai layak untuk ditumbuhi kurma dan kemudian juga tanaman-tanaman lainnya.
Ada juga yang disebut tidak secara berdampingan tetapi masih dalam rangkaian ayat-ayat yang membahas hal yang sama, sehingga masih dalam konteks yang sama. Misalnya padi-padian yang melengkapi kebun kurma (QS 18:32) atau ditanam sesudah kebun kurma memancarkan air – setelah tanah subur (QS 36:35), untuk melengkapi kebutuhan tanaman pangan bagi manusia.
Dalam konteks yang sama dengan makanan bagi manusia, juga ada ayat yang mengisyaratkan pentingnya memperhatikan makanan ternak kita (QS 80 :32). Untuk itu kita juga harus menanam rumput-rumputan (QS 80 :31).
Ada juga pelajaran khusus dari Surga, yaitu tanaman buah pisang (QS 56:29) yang disebut di antara buah yang banyak – yang tidak disebutkan secara langsung namanya satu persatu (QS 56:32), disebut pula bahwa ada buah yang tidak berhenti dan tidak pula terlarang untuk mengambilnya (QS 56:33). Para ahli tanaman dan ahli buah tahu, bahwa pisang adalah buah yang tidak mengenal musim !.
Maka kurang lebih seperti ilustrasi di atas-lah isi kebun yang dirancang berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an itu. Mulai dari tanaman perintis dari jenis biji-bijian, kemudian masuk tanaman utama yaitu kurma. Berdampingan dengan kurma dalam jumlah mengikuti ukuran yang paling banyak adalah anggur, kemudian diikuti zaitun dan delima.
Untuk mengimbangi buah-buhan yang rata-rata ada musimnya masing-masing, diisi pula dengan buah yang tidak mengenal musim yaitu pisang. Di tanah subur yang terbentuk melalui ecosystem kebun ini, kemudian juga ditanam padi-padian seperti beras dan gandum – melengkapi makanan yang kita butuhkan.
Karena kita juga butuh makan daging, maka tidak lupa kita memperhatikan pakan ternak kita – untuk ini rumput-rumputan juga harus ditanam di tempat-tempat yang sesuai. Agar ternak kita tumbuh dengan gizi terbaik, maka di antara tanaman Anggur juga ditanam tanaman Alfaafa – yang secara khusus disebut sebagai tanaman yang bergizi tinggi.
Dalam Al-Qur’an bahasa Inggris terjemahan Yusuf Ali – QS 80 :26 diterjemahkannya menjadi “and grapes and nutritious plants” (dan anggur dan tanaman bergizi tinggi), lebih menggigit ketimbang yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “anggur dan sayur-sayuran”. Professor Zaghloul El Naggar – penulis mu’jizat Al-Qur’an – mengartikan tanaman bergizi tinggi itu adalah Alfaafa (Alfalfa – Medicago sativa), karena secara ilmiah memang juga terbukti bahwa tanaman inilah jenis tanaman yang memiliki gizi paling tinggi itu.
Tanaman Alfaafa yang membutuhkan sinar matahari yang banyak untuk pertumbuhannya, bisa hidup berdampingan dengan anggur karena karakter anggur yang merambat. Rambatan anggur bisa dibuat vertical seperti pagar tanaman, sehingga dia tumbuh sempurna tanpa memerlukan space yang banyak. Anggur bersimbiose dengan alfaafa yang mempertahankan suhu tanah dan mengikat nitrogen banyak-banyak di akarnya – untuk kesuburan lahan yang dibutuhkan tanaman anggur.
Maka sekali lagi perhatikan pada ilustrasi di atas, betapa satu demi satu tanaman saling melengkapi. Ada yang menyuburkan lahan, ada yang menghasilkan buah, ada yang memancarkan mata air, ada yang memberi hasil bercocok tanam, ada yang tetap berbuah ketika yang lain tidak berbuah, ada yang menyediakan pakan untuk ternak – yang kemudian memberi daging dan susu bagi manusia.
Maka inilah kurang lebih kebun pangan yang bisa berkelanjutan untuk mencukupi pangan bagi manusia sambil terus menjaga lingkungan itu.
Tentu ibarat bola salju, design ini masih perlu terus disempurnakan oleh yang lebih tahu. Tetapi bahwasanya design ini insyaAllah akan menjadi design yang sustainable, karena sekarang-pun Anda bisa melihat buktinya design serupa yang telah hidup lebih dari 2,000 tahun dan sampai sekarang masih ada – yaitu bukti food forest yang ada di Marocco – yang dapat Anda saksikan video-nya di link ini.
Perhatikan baik-baik jenis-jenis tanaman yang disebutkan di video tersebut, Anda akan temukan hampir secara keseluruhan tanaman yang ada di design kebun berbasis Al-Qur’an tersebut di atas – juga ada terwakili di food forest yang berumur lebih dari 2,000 tahun ini.
Ketika petunjuk itu begitu jelas (QS 2:185), dan bukti ilmiahnya di muka bumi begitu nyata (QS 51:20) – “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?” (QS 55:13) ?
Jawabannya adalah tinggal kita ikuti petunjukNya itu dan semaksimal mungkin kita amalkan di lapangan. Insyaallah kami sedang merintis kebun percobaan ini di Jonggol, mudah-mudahan kelak bisa terus bisa disempurnakan oleh anak cucu kita dan digandakan di berbagai tempat lainnya. Tentu saja ini menyakut pekerjaan besar dan lama, maka melalui tulisan ini saya juga mengajak pembaca untuk membantu kami merealisasikannya – dengan cara apapun yang Anda bisa. InsyaAllah bersama-sama kita akan menggelindingkan bola salju yang lebih besar, bola salju yang memakmurkan dunia, bola salju yang menjadikan ayat-ayatNya sebagai panglima. InsyaAllah.
sumber  : http://wiki.wikitani.com/docs/kebunku-kebun-al-quran/ 

Kamis, 01 Agustus 2013

Bertanam Mengkudu sebagai Buah Ajaib

Buah Ajaib, Mengkudu

11 Jun 2013 Kategori: Obat alami Blm ada komentar
Oleh: Nithya Dharshani Mohenathas'Yellow Noni 2' photo (c) 2006, Scot Nelson - license: http://creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0/
Morinda citrifolia, dikenal dengan sebutan mengkudu atau noni, tumbuh luas di seluruh Pasifik dan merupakan salah satu sumber obat tradisional yang paling signifikan di kalangan masyarakat kepulauan Pasifik.
Mengkudu merupakan tanaman asli Asia Tenggara (Indonesia) sampai Australia, dan sekarang menyebar ke seluruh wilayah tropis. Mengkudu terkenal karena tahan terhadap pelbagai lingkungan. Tanaman mengkudu mampu tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian mencapai 1.500 m di atas permukaan laut, batang pohon mengkudu dapat mencapai 3-8 meter, memiliki bunga berbongol dan berwarna putih. Mengkudu merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap serta memiliki bintik-bintik atau totol-totol, dan saat sudah tua berwarna putih dan berbintik-bintik hitam.
Semua bagian tanaman mengkudu memiliki kegunaan tradisional dan/ atau moden, termasuk akar dan kulit (pewarna, obat-obatan), batang (kayu bakar, alat), daun dan buah-buahan (makanan, obat-obatan). Aplikasi mengkudu sebagai obat, baik tradisional maupun moden, memberi kesan dan berdampak luas terhadap berbagai kondisi penyakit, meskipun sebagian besar belum dibuktikan secara ilmiah.
Mengkudu telah menjadi buah komersil dan memiliki nilai ekonomi yang signifikan di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir melalui berbagai produk kesehatan dan kosmetik yang dibuat dari daun dan buahnya. Mengkudu dapat dikonsumsi dalam bentuk jus, maupun dalam bentuk serbuk yang telah mengalami proses pengolahan.

Khasiat mengkudu

Inilah berbagai khasiat yang spesifik dari mengkudu:
  1. Damnacanthal: menghambat pertumbuhan sel-sel pra-kanker.
  2. Terpenoid: membantu peremajaan sel-sel, sehingga meningkatkan pertukaran nutrisi-toksin.
  3. Fitonutrien & selenium: memberikan perlindungan antioksidan kuat terhadap radikal bebas.
Manfaat Morinda citrifolia
  • Aktivitas hipoglikemik dan hepatoprotektif
  • Anti-oksidan, anti-inflamasi
  • Mempercepat penyembuhan luka
  • Efek perlindungan neuronal
  • Memperbaiki dislipidemia
  • Melindungi otak dari stres akibat gangguan fungsi kognitif
  • Imunostimulan
  • Antikoagulan, menghambat jalur siklooksigenase untuk mempengaruhi agregasi platelet.
  • Potensi anti-kanker
  • Penurunan rasa sakit dan  kerusakan sendi yang disebabkan oleh arthritis
  • Mengatur aliran menstruasi dan meringankan masalah kencing.
  1. Kaya serat larut dan tidak larut. Serat larut membantu membersihkan darah, menurunkan kolesterol, mengikat lemak dan kadar gula darah. Serat tidak larut (“bulk”) berperan penting untuk kesehatan usus.
  2. Kaya akan asam amino, yang merupakan blok bangunan untuk protein dan penting untuk fungsi tubuh. Mengkudu berisi 17 dari 20 asam amino yang dikenal, termasuk semua 9 asam amino esensial.
  3. Kaya akan asam lemak esensial dalam jus. Mengkudu kaya akan asam lemak esensial poli-tak jenuh yang harus kita dapatkan dari diet kita.
Obat tradisional menggunakan mengkudu untuk masalah pencernaan seperti diare, cacingan, mual, keracunan makanan, masalah pernapasan seperti batuk kongestif, batuk kering, TBC, kolera, pilek, sakit tenggorokan, masalah kardiovaskular, hipertensi, kondisi peradangan seperti arthritis, abses, mastitis, gout dan kondisi inflamasi sendi lainnya.
Mengkudu berguna sebagai analgesik atau pereda nyeri. Salah satu penggunaan yang paling umum dari minyak biji noni yang mengandung asam linoleat adalah untuk luka, bisul, abses, cacing cincin, bisul, selulitis, pembengkakan, kondisi kulit kepala dan luka, anti-inflamasi, mengurangi jerawat, retensi kelembaban. Mengkudu telah digunakan dalam pengobatan tumor dan patah tulang, penyakit kuning dan bentuk lain dari penyakit hati, asma dan disentri, hiperkolesterolemia, kram menstruasi, ulkus lambung dan diabetes.
Mengkudu belum ditemukan sisi bahayanya untuk kondisi kesehatan apapun. Produk alami dari mengkudu juga belum ditemukan efek sampingnya.
sumber : http://majalahkesehatan.com/buah-ajaib-mengkudu/