Memakmurkan Bumi Dengan Surat Yaasiin
Di antara surat-surat panjang yang paling banyak dihafal di
pesantren sampai kini adalah surat Yaasiin. Ini antara lain karena Pak
Kyai suka bercerita bahwa yang membacanya siang dan malam untuk mencari
keridlaanNya akan diampuni dosanya. Bahkan bila yang membacanya sedang
takut dia akan aman, bila sedang sakit dia akan sembuh, bila sedang
lapar maka dia akan kenyang. Ternyata Pak Kyai benar, bila sebagian saja
ayat-ayat di surat Yaasiin itu didalami dan diimplementasikan – bumi
akan dapat benar-benar makmur berkesinambungan.
Ini saya sarikan dari hasil ngaji saya dengan ustadz yang tidak
biasa, ustadz yang sangat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
memiliki kesamaan minat dengan saya – yaitu pertanian dalam arti luas.
Petunjuk detil tentang tahap-tahap pemakmuran bumi ini ada di rangkaian
ayat berikut :
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur ? Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS 36 : 33-36)
Awalnya bumi itu mati, lalu Allah hidupkan. Dengan apa Allah
menghidupkannya ? antara lain dengan tanaman ‘biji-bijian’ yang ‘mereka
makan’. Ini petunjuk yang luar biasa untuk kita yang (ingin) terjun di
dunia pertanian/perkebunan. Ketika kita mendapati bumi yang
ditelantarkan oleh pemilik (sebelum) nya, cara memakmurkan awalnya
adalah dengan menanam jenis biji-bijian yang dapat kita makan.
Dalam bahasa ilmiah tanaman biji-bijian ini disebut tanaman
leguminosa (family Fabaceae atau Leguminosae) yang memiliki jumlah
spesies sekitar 19,300-an. Diantaranya yang sudah pernah saya
perkenalkan di situs ini adalah Alfaafa (Medicago sativa) dan Koro
Pedang (Canavalia ensiformis).
Selain memberikan hasil yang bisa dimakan manusia maupun ternak (yang
ujungnya juga akan di makan manusia), tanaman leguminosa memiliki
keunggulan dalam mengikat nitrogen di tanah. Dialah biofertilizer yang
paling efektif yang disediakan di alam. Maka jenis tanaman inilah yang
pertama yang seharusnya kita tanam ketika mendapati tanah yang mati
(gersang, ditelantarkan pemiliknya dlsb).
Dengan tanaman leguminosa yang menutupi tanah, selain membuat tanah
kaya akan nitrogen yang akan dibutuhkan oleh tanaman-tanaman selanjutnya
– juga terbentuk iklim mikro (microclimate) di atas tanah yang
bersangkutan. Suhu permukaan tanah akan turun dan air mulai akan
dihasilkan melalui kondensasi dan pengurangan evaporasi.
Setelah tanah sudah mulai subur, tanaman berikutnya adalah kurma dan
anggur. Kurma adalah tanaman tegakan yang akarnya masuk jauh ke dalam
tanah dan juga merayap ke samping. Kurma adalah tanaman yang sangat
efisien dalam pemanfaatan air – sehingga dia mampu hidup di tanah yang
minim air sekalipun. Pohonnya yang tinggi dan daunnya yang menjuntai
memberikan naungan bagi sekitarnya. Dengan kombinasi tanaman yang
merambat (anggur), keberadaannya menyempurnakan iklim mikro di
tempat-tempat pertumbuhannya.
Perakarannya yang memperbaiki porositas dan daya serap tanah terhadap
air hujan yang jatuh, air tidak terbuang dan tidak menguap – bila hal
ini berlangsung cukup lama (usia kurma bisa sampai ratusan tahun), maka
bukan hanya air akan tersedia cukup di tempat tumbuhnya kurma tersebut,
bukan pula sekedar merembes, tetapi air bahkan akan memancar menjadi
sejumlah mata air !
Setelah episode tanah yang mati sampai menjadi makmur yang ditandai
dengan memancarnya mata air ini, saat itulah manusia bisa menikmati
hasil bumi itu secara berkelanjutan dan bahkan mulai bisa bercocok tanam
dengan tanaman-tanaman yang disukainya seperti padi, gandum dlsb.
Dengan itulah manusia harus banyak-banyak bersyukur dan menjaga
keseimbangan di alam – agar kemakmuran itu terus terjaga secara
berkeseinambungan.
Ayat ini membuktikan bahwa bila Allah menugasi kita untuk memakmurkan
bumi (QS 11 :61), pasti Dia juga memberikan petunjukNya bagaimana cara
kita untuk memakmurkan bumi itu. Petunjuk inipun bukan petunjuk yang
samar, tetapi petunjuk yang detil lengkap dengan penjelasannya (QS 2
:185).
Maka surat Yaasiin (dan juga surat-surat lainnya) benar-benar akan
menjadi petunjuk untuk pelaksanaan misi pemakmuran bumi itu, tetapi
mustinya tidak berhenti pada tataran dibaca dan dihafal. Interaksi
dengan surat ini musti komplit mulai dari dibaca, dihafalkan, dipahami,
diamalkan (diimplementasikan) dan juga diajarkan.
Rintisan untuk implementasi ayat-ayat tersebut di atas sedang kita
mulai, setelah bibit Alfaafa ada di kita, kini kami sedang menyiapkan
bibit Koro Pedang yang nantinya bersama Alfaafa dapat kita jadikan
sebagai tanaman perintis yang akan menjadi pioneer dalam menangani
lahan-lahan yang gersang. Alfaafa dan Koro Pedang hanyalah dua contoh
tanaman perintis – dari belasan ribu spesies yang ada – yang sudah kami
pelajari karakter, efektifitas dan kesesuaiannya dengan lahan-lahan kita
pada umumnya.
Bersamaan dengan itu bibit-bibit kurma juga kami sedang siapkan
melalui berbagi jalur, mulai dari impor langsung dari sumber yang
berkompeten di luar negeri sampai pembibitan sendiri melalui biji maupun
yang direncanakan dengan kultur jaringan.
Semua akan di-share pada waktunya masing-masing, agar kita
semua bisa belajar bareng memahami ayat-ayatNya, memahami petunjuk dan
penjelasanNya dan beramal bareng untuk mengemban tugas yang diberikan ke
kita semua yaitu untuk memakmurkan bumi ini ! insyaAllah.
sumber : http://wiki.wikitani.com/docs/memakmurkan-bumi-dengan-surat-yaasiin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar